Kali ini saya melakukan perjalanan ke lokasi pembibitan Alpukat Siger Satu yang berada di Desa Gunung Mas Kecamatan Marga Sekampung Lampung Timur. Jika perjalanan ditempuh dari gerbang pintu tol lematang sekitar satu jam kita akan sampai dilokasi tersebut, dengan asumsi menggunakan kendaraan roda empat dari gerbang tol lematang ke pugung raharjo sekitar setengah jam dan dari pugung raharjo ke lokasi gunung mas sekitar setengah jam. Sebenarnya sudah lama saya ingin melihat langsung pembibitan dan sekaligus melihat hasil dari alpukat siger satu yang viral tersebut. Namun baru kali ini (Sabtu, 6 Februari 2021) saya sempatkan untuk melihat langsung.
 |
| Buah Alpukat Siger Satu |
Perjalanan ke lokasi saya ditemani oleh Pak Edi Suwito yang merupakan salah satu pegiat alpukat siger lampung (yang mau beli-beli bibit secara online bisa melihat blognya: http://jualbibitalpukatsupersigerlampung.blogspot.com/). Perjalanan dimulai dari Pugung Raharjo ke arah Pasar Sidorejo, kemudian menuju lokasi Ke Gunung Mas tepatnya ke Kelompok Rumah Bibit (KRB) Barokah Jaya (Alamat maps: https://goo.gl/maps/KWuWy3tk1VdyFmAC7).
Tiba dilokasi, kami bertemu langsung dengan ketua kelompok rumah bibit, Bapak Rois Wagiyanto yang akrab dipanggil dengan Kang Wage. Menurut beliau, Alpukat Siger Satu Lampung dibudidaya pembibitannya oleh anggota kelompok yang saat ini secara resmi beranggotakan 50 orang dan masih banyak orang yang secara mandiri juga melakukan proses pembibitan.
 |
| Pohon Alpukat Siger Satu Usia Kurang Lebih 3 Tahun |
Pada kesempatan tersebut, beliau menunjukkan beberapa pohon induk sebagai sumber entres pembibitan yang berlokasi dibelakang rumah beliau. Beberapa pohon tersebut saat ini menjadi sampel untuk proses sertifikasi bibit Alpukat Siger Satu Lampung di Dinas Pertanian.
 |
| Melihat Langsung Induk Alpukat Siger Satu |
Dari hasil penelusuran di laman http://jakarta.litbang.pertanian.go.id/, Alpukat Siger Lampung Satu telah masuk ke BPTP dimana alpukat varietas Siger Satu tersebut dibawa oleh Kepala BPTP Jakarta, Dr. Ir. A. Arivin Rivaie, M.Sc langsung dari habitat aslinya dan ditanam di halaman BPTP.
Buah Alpukat Siger Lampung saat ini peminatnya cukup banyak, salah satunya dari pasar modern (supermarket) sudah mengajukan kontrak pemenuhan kebutuhan buah alpukat. Namun, menurut Kang Wage terpaksa saat ini belum bisa dipenuhi, karena pohon alpukat yang berbuah belum mampu memenuhi kebutuhan yang ada. Berbeda dengan awal-awal dikenalkan-nya alpukat ini, orang dikasih pun nggak mau, kini orang berebut untuk mematenkan dan membudidayakan.
 |
| Bibit Alpukat Siger Satu |
- Varietas Alpukat Super Siger 1 cocok di tanam di dataran rendah dan dataran tinggi
- Tidak mengenal musim, setelah buah habis, pohon akan istirahat selama 2 bulan dan selanjutnya akan berproduksi lagi, jadi dalam satu pohon ada ranting yang berbunga, pentil, buah muda dan buah matang sekaligus
- Daging buah tebal dengan biji kecil.Daging buah berwarna kuning mentega (Kuning Terang menyala), tekstur buahnya lembut, padat, tebal dan kering, pada saat musim panas bertekstur pulen lembut. Alpukat ini memiliki rasa yang gurih, manis dan sedikit tart.
- Dalam usia sekitar 3-4 tahun, jenis alpukat ini sudah bisa menghasilkan buah 70 kg – 150 kg per pohon
Di sesi akhir perjalanan ke Gunung Mas kami sempatkan berkeliling ke beberapa tempat dimana pohon alpukat-nya sedang berbuah.
 |
| Buah Alpukat Siger Satu |
Demikian gambaran singkat terkait keberadaan Alpukat Siger Satu, walaupun masih banyak hal yang dapat digali lagi di tempat tersebut. Semoga lain kali dapat berkunjung kembali, dan berharap ada perhatian serius dari berbagai pihak khususnya dinas pertanian atau mungkin Peguruan Tinggi yang ada di Lampung untuk membantu pembinaan kelompok tani dalam hal pembibitan, penanaman, pemeliharaan dan juga penelitan lebih lanjut terkait varietas ini.
(Gunung Mas, 06 Februari 2021)
Update:
Sejak tanggal 21 April 2021 Alpukat Siger Satu dari Gunung Mas Kelompok Rumah Bibit (KRB) Barokah Tani terdaftar sebagai varietas lokal di Kementrian Pertanian dengan nama Varietas: Siger Mas
Posting Komentar